Jakarta - Event Bimbingan Teknis Kapasitas Pengelola SIAK Bagi Administrator Database (ADB) Provinsi dan Kab/Kota sukses digelar sejak 23 Juli hingga 10 Agustus 2019. Bimtek ini selesai hingga Angkatan ke-6 dan ditutup oleh Dirjen Dukcapil Kemendagri Prof. Zudan Arif Fakrulloh di Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Pelatihan sengaja didesain cukup panjang durasinya karena ada kaitannya dengan jaringan dan aplikasi. Dirjen Zudan Arif Fakrulloh meminta desain seperti ini perlu dipertahankan untuk diklat berikutnya.
"Sehingga ada jaminan sepulang dari Bimtek peserta akan meraup peningkatan setidaknya dalam tiga hal, yaitu: Pertama knowledge, mendapat pengetahuan dan hal baru tentang perlunya sistem aplikasi, tentang perkembangan kolaborasi nasional dan konfigurasi nasional yang sedang dibangun. Kedua meningkatnya skill atau keahlian, dan ketiga meningkat pula attitude atau perilaku baiknya," tutur Prof. Zudan.
Menurutnya, attitude salah satunya diwujudkan dengan kemampuan berkomunikasi sosial. "Contoh komunikasi sosial yang baik banyak teman-teman sudah melakukan itu dengan baik. Bagi yang belum, mulai hari Senin 12 Agustus 2019 itu diperbaiki," ucapnya.
Terkait kemampuan komunikasi sosial, Zudan mengungkapkan, tidak hanya ADB, bahkan ada kepala dinas Dukcapil yang berkirim surat lewat Whatsapp tanpa keterangan atau penjelasan sepotong kata pun. "Jadi surat difoto menggunakan kamera hape kemudian dikirim ke saya, sret," tukas Zudan.
Dia mengaku pura-pura tidak tahu siapa yang mengirim, padahal di hapenya ada nama siapa yang mengirim. Kemudian dirinya membalas: "Mohon maaf ini dari Ibu/Bapak siapa. Yang Ibu/Bapak kirim ini apa? Tujuannya apa dan dikirimkan kepada siapa?"
"Sebetulnya dengan seperti itu saya sedang mendidik staf saya. Terutama attitude-nya. Orang yang mengirimkan sesuatu itu harus memperkenalkan diri. Jangan kita merasa pede orang tahu siapa kita, semua orang menyimpan nomor kita dan mengerti maksud kita," kata Zudan.
Lebih jauh Zudan memaparkan dalam komunikasi problem pertama adalah, si penerima komunikasi (komunikan) tidak tahu maksud dari si komunikator. Menurutnya, dalam komunikasi sosial perkara attitude menjadi sangat penting.
Jadi kalau mengirim apa pun sertakan teks, misalnya: "Pak Dirjen salam kenal saya Ridwan, ADB dari Poso menyampaikan surat ini bermaksud meminta bantuan karena sistem aplikasi SIAK versi 7.3 tidak berfungsi, dimohon bantuan tim untuk melakukan perbaikan. Clear kalau seperti itu."
Itulah bagian dari attitude yang bisa terus menerus diisi seiring dengan penambahan knowledge, dan peningkatkan skill. Seiring dengan meningkatan kualitas skill, maka kualitas attitude juga harus meningkat.
"Ini pula yang akan memperkuat kualitas data kita. Sehingga tak ada lagi yang mengubah data base, tak ada lagi yang mau melakukan tindakan untuk menambah data penduduk dengan cara orang pindah dibuatkan NIK baru tanpa melalui surat keterangan pindah. Itulah bagian dari attitude bukan lagi knowledge apalagi skill. Skill-nya sudah pasti oke, tetapi kita harus melompat setingkat lebih tinggi diiringi skill yang bagus dan attidute yang bagus," demikian Zudan Arif Fakrulloh. Dukcapil***
Komentar
Komentar di nonaktifkan.