Omesuri - Negara hadir sampai ke pintu-pintu rumah warga. Semboyan ini nyata dilaksanakan oleh Tim GISA 3T Ditjen Dukcapil di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tepatnya di Desa Hingalamamengi, Kecamatan Omesuri, Lembata, NTT.
Peristiwa unik ini bermula saat Tim GISA 3T yang sedang melayani warga di Kantor Desa Hingalamamengi mendapati laporan dari seorang warga, bahwa tidak jauh dari kantor desa, ada seorang nenek yang sudah tua renta dan tidak bisa berjalan tapi belum memiliki KTP elektronik.
"Pak saya mau konsultasi sebentar pak. Saya punya nenek yang sudah tua belum punya KTP. Gak bisa jalan dan gak bisa melihat lagi. Mau saya bawa ke sini tidak bisa karena kondisi badannya sudah renta," lapor Tinus (30), warga Desa Hingalamamengi, Rabu (5/6/2025).
Mendapati laporan Tinus, Zainudin selaku Perencana Ahli Muda Ditjen Dukcapil langsung berkoordinasi dengan ketua Tim GISA 3T Lembata, Zefanya Yosua Jocom dan tim teknis pelayanan.
"Yuk kita datang langsung ke rumah nenek Yuliana Areq untuk rekam KTP-el. Rumahnya tidak jauh dari sini," sambut Zainudin.
Sementara itu, Zefanya Yosua Jocom yang saat itu sedang mengutak atik data layanan langsung mengamini untuk melayani nenek Yuliana yang lahir tahun 1939 atau usia 85 tahun, seperti tercetak di KK.
"Agar tidak mengganggu layanan, kita bereskan dulu layanan sampai selesai. Sore sebelum pulang baru kita datangi rumah nenek untuk rekam KTP-el," imbuh Anya sapaan akrab alumni IPDN ini.
Sekira pukul 5 sore waktu setempat, tim bergegas ke rumah nenek Yuliana dengan membawa perangkat perekaman KTP-el. Sejurus kemudian, hanya beberapa ratus meter dari kantor Desa, tim pun tiba. Di rumahnya, tim melihat nenek Yuliana tampak lebih tua dari usia yang tercatat di KK. Bahkan ada salah seorang warga mengatakan, usianya kemungkinan mendekati 100 tahun.
Perekaman KTP-el yang biasanya hanya sekitar 5-10 menit, berlangsung cukup rumit hingga hampir 1 jam lamanya. Pasalnya, saat perekaman disertai dengan drama sidik jari nenek Yuliana yang sulit terbaca alat perekam sidik jari. Meski demikian sulit terlacak alat perekam, sidik jari nenek akhirnya bisa terbaca sempurna dengan trik-trik khusus yang biasa dilakukan tim ketika menghadapi kendala yang sama saat di lapangan.
Ditambah kondisi mata nenek yang sudah tidak bisa lagi terbuka sempurna. Kondisi ini disiasati tim dengan "status khusus" dimana tidak dilakukan pemindaian iris mata. Hal ini sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sekembalinya tim ke kantor desa, status perekaman KTP-el nenek Yuliana sudah Print Ready Record atau PRR. Status ini menunjukkan KTP-el nenek sudah tunggal dan siap dicetak. Saat itu juga, KTP-elnya dicetak dan diserahkan kepada si nenek melalui anaknya.
Hasil Layanan
Sehari melayani warga di kantor Desa Hingalamamengi, Tim GISA 3T menghasilkan 482 output dokumen kependudukan. Dokumen-dokumen tersebut berupa:
1. Kartu keluarga 130 lembar
2. Surat keterangan pindah 21 lembar
3. Akta kelahiran 47 akta
4. Akta kematian 19 akta
5. Akta perkawinan 4 akta
6. Biodata Bakak 15 lembar
7. Perekaman KTP-el 50 jiwa
8. Cetak KTP-el 195 keping
9. Cetak KTP-el luar domisili 1 keping
Pesan Dirjen Dukcapil
Apa yang dilakukan Tim GISA 3T Lembata merupakan amanat langsung Dirjen Dukcapil Teguh Setyabudi. Teguh, sapaan akrab Dirjen Dukcapil Kemendagri, berpesan agar tim bisa melayani masyarakat dengan baik dan tuntas.
Menurutnya, masyarakat harus merasakan kehadiran negara melalui layanan Dukcapil, di kota-kota besar sampai daerah-daerah tertinggal.
"Layanan GISA 3T ini selain untuk meningkatkan cakupan kepemilikan dokumen kependudukan di daerah-daerah yang memang masih di bawah target nasional, tapi juga bukti kehadiran negara. Negara harus hadir sampai ke pintu-pintu rumah masyarakat," tegas Teguh.
GISA 3T di Lembata
Hadir di Lembata, Tim GISA 3T melaksanakan layanan selama 3 hari tanggal 5-7 Juni 2024. Ada 3 kecamatan yang menjadi lokasi layanan, yaitu Kecamatan Omesuri, Wulandoni dan Nagawutung.
Untuk sampai ke Lembata, tim menyeberang dengan speedboard via pelabuhan Larantuka dan berlabuh di Pelabuhan Lewoleba. Tim tiba di Lembata pada Selasa (4/6/2024) pukul 15.10 WITA setelah menempuh perjalanan selama lebih kurang 14 jam dari Jakarta.
Tim GISA 3T Ditjen Dukcapil terdiri dari 5 orang, yaitu Zefanya Yosua Jocom, Zainudin, Bagus Prawira, Muhammad Nasruli, dan Fahmi Rahmat.
Untuk pelayanan di Lembata, tim membawa perlengkapan seperti alat perekaman KTP-el, printer KTP-el, ribbon, film, clining kit, perangkat jaringan M2M, dan spanduk pelayanan. Untuk memenuhi kebutuhan warga akan KTP-el, tim membawa serta 4.000 keping blangko KTP-el. Sisa blangko KTP-el yang tidak habis terpakai akan diserahkan kepada Dinas Dukcapil Lembata untuk pelayanan harian. Dukcapil***
Komentar
Tidak ada komentar.
Kirim Komentar